PRODESANEWS.COM | BENGKALIS – Mengaku sebagai Kasat, seorang anggota Himpunan Mahaiswa Islam (HMI) Cabang Bengkalis berinisial Z, diduga telah melakukan ancaman melalui pesan WhatsApp kepada Ketua Umum HMI Cabang Bengkalis Ahmad Suhendra.
Diungkapkan Ahmad Suhendra, pada hari Selasa, 07 Maret 2023 kemarin sekitar pukul 17.08 Wib, ada nomor yang tidak dikenal mengaku mengatasnamakan Kasat menghubunginya via aplikasi WhatsApp dan memberikan ancamam kepadanya.
“Nomor kontak tersebut sebelumnya pernah menghubungi saya lewat WhatsApp ketika aksi HMI Cabang Bengkalis jilid pertama di Mapolres Bengkalis. Tadi saya juga sempat di chat langsung oleh seseorang mengatasnamakan Kasat, tidak tahu apakah itu betul atau tidak,” ujarnya.
Atas kejadian tersebut, Ahmad Suhendra pun meminta kepada Propam Polres Bengkalis untuk menyelidiki nomor tersebut. Ia meyakini itu bukan oknum Polres Bengkalis, karena menurutnya sudah jelas tugas polisi itu mengayomi masyarakat bukan mengancam masyarakat.
“Setelah dilakukan penelusuran dan pencarian terhadap nomor whatsapp itu, diketahui bahwa nomor tersebut adalah milik Z yang merupakan mahasiswa semester 6 disalah satu perguruan tinggi di Kabupaten Bengkalis,” pungkas Ahmad Suhendra.
Sementara itu, melalui video klarifikasi yang telah dibuat oleh Z, menyampaikan bahwa ia tidak bermaksud mengancam Ahmad Suhendra melainkan untuk menasehatinya, karena menurut Z, aksi unjuk rasa (unras) yang akan dilaksanakan tersebut tidak murni dan sarat akan isu politik.
Menurut Z lagi, tujuannya melakukan hal tersebut karena ia ingin kader HMI Bengkalis lebih harmonis lagi dalam menghadapi suatu permasahalan, dan bisa menciptakan situasi yang nyaman di Kabupaten Bengkalis.
Terkait dengan pencatutan nama kasat, Z mengatakan hal tersebut spontan dan murni dari pribadinya dan tidak bermaksud untuk menakuti Ahmad Suhendra.
Klarifikasi Z.
 “Saya Z anggota HMI Bengkalis, benar pada tanggal 7 Maret 2023 pukul 17.00 Wib, saya ada mengechat saudara Suhendra dengan maksud untuk mencari informasi terkait rencana aksi unras jilid 2 yang akan dilaksanakan pada 2 hari mendatang. Saya pribadi tidak ada maksud untuk mengancam saudara Suhendra, melainkan untuk menasehati karena aksi tersebut tidak murni dan sarat akan isu politik dan dikampung sana ada orang tua yang ingin anaknya menyelesaikan pendidikan dengan baik di Bengkalis. Sekali lagi saya memohon maaf kepada saudara Suhendra”.(ril)