PRODESANEW.COM | PEKANBARU – Saat ini inflasi di Riau mencapai angka tujuh persen (7%) lebih. Faktor utama yang mendorong terjadinya inflasi adalah kenaikan harga cabe, terutama cabe merah. Sehingga angka inflasi ini perlu untuk segera ditekan.
Hal tersebut diungkapkan Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar usai rapat pengendalian inflasi bersama TPID Riau di Ruang Rapat Melati Kantor Gubernur Riau,” Rabu (10/08/2022) di Pekanbaru.
Ia mengatakan, ada beberapa upaya yang akan dilakukan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Riau untuk mengurangi inflasi daerah. Salah satu upaya dan langkah cepatnya adalah dengan melakukan operasi pasar di tiga wilayah yang inflasinya tinggi. Seperti di Kota Pekanbaru, Dumai, dan Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil).
“Tadi kami sudah sepakat akan menggerakkan operasi pasar di tiga wilayah ini dengan bekerja sama bersama pasar tani. Pasar tani sudah digerakkan oleh dinas pangan, ini kita maksimalkan. Saya sudah minta tadi kalau bisa ini beberapa titik (pasar murah) dalam rangka untuk menurunkan harga cabe,” ujarnya,
Solusi lainnya sambung Gubri, adalah dengan menggerakkan kembali pemanfaatan lahan di pekarangan rumah atau lahan tidur untuk tanaman pangan. Sehingga diharapkan Riau tidak lagi bergantung pada provinsi tetangga.
“Agar harga ini lebih murah, sebab kalau masih seperti ini dari luar (provinsi tetangga) pasti ada pengaruh harga, ada transportasi dan lain-lain,” jelasnya.
Lanjut Gubri, upaya selanjutnya adalah menggerakkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) terutama BUMDesa yang maju di Riau untuk mengembangkan usaha dibidang pertanian pangan.
Karena menurutnya, jika satu BUMDesa saja bisa menanam cabai setidaknya di lahan setengah hektar, maka usaha tersebut akan membantu ketersediaan cabe di Riau.
“Jadi tadi kalau tidak salah sekitar 15 ribu ton cabe yang masih kurang untuk kebutuhan rakyat Riau, ini bisa kita siapkan setidaknya mengurangi (kebutuhan cabe). Kalau ini terjadi, inflasi bisa kita selesaikan,” bebernya.
Gubri menambahkan, langkah berikutnya adalah akan mencoba menggerakkan BUMD pangan yang ada. Karena ini juga salah satu solusi untuk melakukan percepatan penurunan inflasi.
“Kami juga diingatkan BPS, masa kuliah sudah mulai, setidaknya berkaitan sewa kontrak rumah juga berpengaruh terhadap inflasi. Makanya banyak sisi yang berpengaruh, tapi terhadap yang ini (inflasi saat ini) yang besar itu baru dari cabe,” pungkasnya.(ril)