PRODESANEWS.COM | BENGKALIS – Krisis air bersih selama dua pekan terakhir membuat aktivitas warga dan usaha di Bengkalis lumpuh. DPRD Kabupaten Bengkalis menegaskan akan merekomendasikan pencopotan Direktur PDAM Tirta Terubuk jika masalah ini tidak segera ditangani.
Direktur PDAM, Abel Iqbal, tidak hadir untuk kedua kalinya saat dipanggil DPRD dengan alasan dinas ke Jakarta dan tidak bisa diwakilkan. Ketidakhadiran ini memicu kemarahan Wakil Ketua DPRD Hendrik Firnanda Pangaribuan dan Ketua Komisi II Yong Sanusi.
“Kalau minggu depan dia mangkir lagi, kami akan rekomendasikan bupati untuk mencopot Abel Iqbal,” tegas Hendrik, Rabu (13/8/2025).
Waduk PDAM hanya menyisakan dua meter air, jauh di bawah standar delapan meter. Cadangan saat ini cukup untuk lima hari, padahal manajemen menyebut bisa bertahan 18 hari. Dengan kedalaman ideal, pasokan seharusnya mencukupi hingga 47 hari.
Hendrik menilai pengelolaan waduk tidak memadai. “Masak hanya mengandalkan hujan? Waduk harus dirawat, bukan dibiarkan dangkal,” ujarnya. Distribusi air bersih pun dihentikan sementara, yang turut dirasakan warga dan usaha.
Sektor usaha merugi besar. Pemilik usaha air galon, Adef Adi, kehilangan Rp1–1,5 juta per hari sejak awal Agustus. Tagihan PDAM justru naik dari Rp1,5 juta menjadi Rp4–5 juta. Sabri, pengelola warung, membeli 10 galon air setiap hari untuk mencuci peralatan makan. Pemilik doorsmeer menolak pelanggan karena tidak ada air, merugi hingga belasan juta rupiah.
Hary Kumbara, Kepala Bagian Teknik PDAM, mengakui produksi dihentikan sejak Jumat lalu karena keterbatasan air baku. Waduk masih ada, tetapi keruh sehingga teknologi nano filter tidak bisa digunakan. PDAM kini mengandalkan pengolahan konvensional dengan bahan kimia dan peralatan lama. Jika lancar, produksi dijadwalkan kembali Kamis mendatang, tetapi hanya 30 liter per detik, jauh dari kapasitas normal 80 liter per detik.
Hendrik menegaskan DPRD akan mengawasi penanganan krisis secara ketat. “Kami yakin laporan ke bupati selalu indah, padahal masyarakat dan pengusaha menjerit,” ujarnya.
Tanpa langkah cepat, krisis ini akan menekan perekonomian dan mengancam kesehatan warga.(pnc/ril)
[Sumber:pjsriau.com]