Menu

Mode Gelap

Pemerintahan Daerah · 6 Apr 2024 21:02 WIB ·

Wabup Bagus Santoso Resmikan Festival Lampu Colok, Warisan Budaya Melayu di Negeri Junjungan


 📸 Peresmian festival lampu colok di Desa Pangkalan Batang Barat, Sabtu (6/4/2024) Perbesar

📸 Peresmian festival lampu colok di Desa Pangkalan Batang Barat, Sabtu (6/4/2024)

Prodesanews.com | BENGKALIS – Lampu colok merupakan sebuah tradisi masyarakat Bengkalis turun temurun sejak zaman dahulu. Lampu colok ini biasanya dinyalakan pada malam 27 Ramadan atau sering disebut malam 7 likur jelang hari raya Idul Fitri.

Lampu colok juga memiliki arti tersendiri bagi masyarakat Bengkalis. Dahulunya, lampu colok merupakan sarana penerang jalan bagi warga yang ingin membayar Fitrah tiap malam 27 Ramadan ke rumah pak Lebai atau petugas amil zakat dimasa kini.

Kala itu, infrastruktur di Bengkalis tidak seperti saat ini. Akses jalan masih berbentuk lorong dengan semak kiri kanan serta tidak ada listrik. Lampu coloklah sebagai penerang jalan bagi warga pergi membayar zakat fitrah di malam hari. Lampu colok dulunya hanya terbuat dari bambu atau buluh yang disebut dengan obor.

Kini kemajuan tradisi colok sudah sangat luar biasa. Lampu colok saat ini dibuat dengan berbagai model dalam bentuk tiga dimensi (3D) dan dipertandingan. Ada berbentuk miniatur Masjid, Lafaz Allah, ayat suci Al-Qur’an dan lain sebagainya.

Lampu colok sendiri merupakan susunan ratusan hingga ribuan pelita yang terbuat dari kaleng bekas. Lampu itu disusun pada menara yang terbuat dari kayu. Tinggi dan lebarnya mencapai puluhan meter. Pembuatan menara dilakukan secara gotong royong. Baik yang tua maupun muda secara bersama-sama membangun menara lampu dengan berbagai model sesuai kesepakatan bersama.

📸 Lampu colok Desa Pangkalan Batang Barat, Kecamatan Bengkalis. Dusun Karya Bhakti (atas) dan Dusun Kampung Parit (bawah)

Agar pelestarian nya tetap terjaga, setiap tahun, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis melalui Dinas Pariwisata, Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga (Disparbudpora) menggelar festival lampu colok. Festival ini bertujuan untuk nmengembangkan serta melestarikan adat budaya secara turun-temurun.

Baca Juga:  Pemkab Bengkalis Akan Gelar Nobar Pertandingan Timnas U-23 Di Lapangan Tugu

Selain itu, kegiatan tersebut juga dapat menjadi suatu kearifan lokal yang memiliki ciri khas tersendiri yang dapat memikat warga masyarakat asal Bengkalis yang berada diperantauan supaya menimbulkan kerinduan pada kampung halamannya.

Tahun ini, pembukaan festival lampu colok 1445 H/2024 M dilaksanakan di Desa Pangkalan Batang Barat, Kecamatan Bengkalis, tepatnya di Dusun Karya Bhakti. Festival tersebut dibuka secara resmi oleh Bupati Bengkalis diwakili Wakil Bupati (Wabup) Bengkalis H. Bagus Santoso, Sabtu (6/4/2024) malam.

Pembukaan festival colok ditandai dengan menyalakan api colok secara simbolis oleh Wabup yang saat itu didampingi Kapolres Bengkalis AKBP Setyo Bimo Anggoro, S.H, S.I.K , Dandim 0303/Bengkalis Letkol Arh Irvan Nurdin, Anggota DPRD Provinsi Riau terpilih Sofyan, Kadisparbudpora Kabupaten Bengkalis Edi Sakura serta Camat Bengkalis Taufik Hidayat.

Sebelumya, acara dimulai dengan penyampaian laporan kegiatan oleh Kepala Disparbudpora kabupaten Bengkalis Edi Sakura, kemudian dilanjutkan dengan penyampaian Wabup Bengkalis, H Bagus Santoso.

Dalam penyampaiannya, Wabup menyambut baik dan mengapresiasi kepada semua pihak yang senantiasa berkomitmen tinggi untuk terus melestarikan kearifan lokal lampu colok yang dilaksanakan setiap tahun dalam menyambut datangnya idul fitri.

Menurut Wabup, festival budaya lampu colok yang diselenggarakan mulai malam ke-27 Ramadhan, atau yang biasa disebut dengan malam tujuh likur ini, keberadaannya memang harus terus dilestarikan, karena lampu colok ini sudah mendapat pengakuan dari kementerian pendidikan dan kebudayaan republik indonesia sebagai warisan budaya tak benda.

“Sebagai warisan budaya tak benda, festival lampu colok yang kita selenggarakan ini juga dapat kita jadikan sebagai salah satu bentuk syiar. Karena ada banyak hikmah maupun tunjuk ajar kehidupan yang dapat kita petik dari penyelenggaraan festival budaya ini,” pungkasnya.

Baca Juga:  28 November Nasib Honorer Diujung Tanduk, Ini Solusi Menkopolhukam

Usai kegiatan, kepada media ini Kepala Disparbudpora kabupaten Bengkalis Edi Sakura mengatakan, tujuan diselenggarakannya festival lampu colok adalah untuk melestarikan resam kebudayaan yang sudah turun temurun dilakukan dan satu – satu di Indonesia yaitu di kabupaten Bengkalis.

“Maka dari itu, adat lampu colok kita ini jangan dipadamkan, karena inilah yang bisa mengangkat harkat dan martabat orang – orang Kabupaten Bengkalis dengan tradisi lampu colok nya ini,” ujarnya.

Edi Sakura juga berharap kepada pemuda Kabupaten Bengkalis untuk terus berkarya dan tidak berfikir ikut festival lampu colok ini karena hadiahnya. “Hadiah itu tidak seberapa, akan tetapi bagaimana kita menyemarakan atau memeriahkan suasana ramadhan dan juga melestarikan budaya turun temurun ini,” tutupnya.(ril)

Artikel ini telah dibaca 682 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Wabup Bengkalis dan Bupati Kuansing Jadi Saksi Nikah Winda Novita dan Muhammad Subhan

28 April 2024 - 20:39 WIB

BPBD Bersama TNI/Polri Berjibaku Padamkan Api Karlahut Di Kelurahan Pematang Pudu

26 April 2024 - 20:54 WIB

Jelang Pilkada 2024, KPU Bengkalis Gelar Sayembara Maskot dan Jingle, Total Hadiah 25 Juta

26 April 2024 - 07:24 WIB

Cabang Fahmil Qur’an Putra Kabupaten Bengkalis Raih Juara Pertama MTQ Ke-42 Tingkat Provinsi Riau

25 April 2024 - 08:11 WIB

Serentak, DPD dan DPC PDIP Se-Riau Buka Penjaringan Bacalon Kepala Daerah, Kaderismanto: Bengkalis dan Pelalawan Usung Kader Terbaik

24 April 2024 - 17:42 WIB

Breaking news, KPU Resmi Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres

24 April 2024 - 13:11 WIB

Trending di Terkini